TEKS NARASI DALAM BAHASA INDONESIA: PAGI BERSAMA ANGSA

 


Sinar matahari pertama menembus pepohonan, memantulkan cahaya keemasan di permukaan danau yang tenang. Aku duduk diam di tepi rerumputan, menikmati udara pagi yang sejuk dan segar. Angin lembut meniupkan suara lirih di antara ilalang, dan dunia terasa begitu damai. Lalu, aku melihatnya — seekor angsa yang meluncur pelan di atas air.

Ia bergerak dengan begitu anggun, seolah-olah tidak menyentuh permukaan air sama sekali. Bulu-bulunya yang putih berkilau diterpa cahaya matahari pagi, dan lehernya yang panjang melengkung indah saat ia mencari makanan di bawah air. Aku terpaku, nyaris tak berani bergerak, takut mengganggu ketenangan yang ada.

Tak lama kemudian, muncul seekor angsa lain, bergabung dengan yang pertama. Mereka bergerak selaras, berdampingan, seolah menari mengikuti irama yang hanya mereka yang bisa dengar. Sesekali, mereka menunduk bersama atau mengepakkan sayap dengan lembut. Ikatan di antara mereka begitu nyata — pasangan hidup yang saling melengkapi.

Tiba-tiba, angsa pertama mengeluarkan suara lembut. Dari balik ilalang, muncul tiga anak angsa kecil. Bulu mereka abu-abu dan halus, berjalan tertatih menuju air mengikuti sang induk. Mereka berenang dengan canggung tapi penuh semangat. Pemandangan itu terasa sangat hangat — sebuah keluarga yang menyatu karena naluri dan kasih sayang.

Aku tetap duduk di sana, menyaksikan mereka menjelajah danau bersama. Dunia terasa lebih lambat, lebih lembut, seolah waktu berhenti sejenak untuk memberi ruang pada keindahan yang tenang ini. Akhirnya, angsa-angsa itu menjauh, menghilang ke dalam kabut tipis yang menggantung di atas air.

Saat aku berdiri untuk pergi, ada rasa damai yang mengalir di dalam diriku. Alam seperti membisikkan rahasia — tentang keindahan hidup, cinta, dan ketenangan, dalam wujud seekor angsa.