Showing posts with label text narasi. Show all posts
Showing posts with label text narasi. Show all posts

NARRATIVE TEXT BAHASA INGGRIS: A MORNING WITH THE SWAN

 


The first rays of sunlight filtered through the trees, casting a golden shimmer over the calm surface of the lake. I sat quietly on the grassy bank, the morning air cool and fresh. A gentle breeze rustled the reeds, and theworld seemed at peace. Then, I saw her — a swan gliding silently across the water.

She moved with such grace that it was almost as if she were floating on air. Her white feathers shone under the rising sun, and her long neck curved like a question mark as she searched beneath the surface for food. I watched in awe, barely daring to move, afraid that any sound might disturb the serenity of the moment.

Soon, a second swan appeared, joining the first. They moved in perfect harmony, side by side, as if dancing to music only they could hear. Every so often, they would dip their heads in unison or flap their wings gently. The bond between them was clear — partners in life, sharing every moment.

Suddenly, the first swan let out a soft call. From the tall grass nearby, three small cygnets waddled into view. Fluffy and gray, they followed their mother into the water, paddling awkwardly but with determination. It was a tender, almost magical sight — a family united by instinct and love.

I stayed there for a while, watching them explore the lake together. The world felt slower, softer, as if time itself had paused for this quiet moment. Eventually, the swans drifted farther out, disappearing into the mist that hovered above the water.

As I stood to leave, I felt a strange sense of peace. Nature had shared a secret with me that morning — a glimpse into the quiet beauty of life, love, and grace in the form of a swan.

TEKS NARASI DALAM BAHASA INDONESIA: PAGI BERSAMA ANGSA

 


Sinar matahari pertama menembus pepohonan, memantulkan cahaya keemasan di permukaan danau yang tenang. Aku duduk diam di tepi rerumputan, menikmati udara pagi yang sejuk dan segar. Angin lembut meniupkan suara lirih di antara ilalang, dan dunia terasa begitu damai. Lalu, aku melihatnya — seekor angsa yang meluncur pelan di atas air.

Ia bergerak dengan begitu anggun, seolah-olah tidak menyentuh permukaan air sama sekali. Bulu-bulunya yang putih berkilau diterpa cahaya matahari pagi, dan lehernya yang panjang melengkung indah saat ia mencari makanan di bawah air. Aku terpaku, nyaris tak berani bergerak, takut mengganggu ketenangan yang ada.

Tak lama kemudian, muncul seekor angsa lain, bergabung dengan yang pertama. Mereka bergerak selaras, berdampingan, seolah menari mengikuti irama yang hanya mereka yang bisa dengar. Sesekali, mereka menunduk bersama atau mengepakkan sayap dengan lembut. Ikatan di antara mereka begitu nyata — pasangan hidup yang saling melengkapi.

Tiba-tiba, angsa pertama mengeluarkan suara lembut. Dari balik ilalang, muncul tiga anak angsa kecil. Bulu mereka abu-abu dan halus, berjalan tertatih menuju air mengikuti sang induk. Mereka berenang dengan canggung tapi penuh semangat. Pemandangan itu terasa sangat hangat — sebuah keluarga yang menyatu karena naluri dan kasih sayang.

Aku tetap duduk di sana, menyaksikan mereka menjelajah danau bersama. Dunia terasa lebih lambat, lebih lembut, seolah waktu berhenti sejenak untuk memberi ruang pada keindahan yang tenang ini. Akhirnya, angsa-angsa itu menjauh, menghilang ke dalam kabut tipis yang menggantung di atas air.

Saat aku berdiri untuk pergi, ada rasa damai yang mengalir di dalam diriku. Alam seperti membisikkan rahasia — tentang keindahan hidup, cinta, dan ketenangan, dalam wujud seekor angsa.