Showing posts with label Biodata&Tokoh. Show all posts
Showing posts with label Biodata&Tokoh. Show all posts

9 ISTRI SOEKARNO, HANYA SATU YANG SETIA HINGGA AKHIR HAYATNYA, SALAH SATUNYA WANITA JEPANG

 

 


Presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno, bukan hanya dikenal sebagai proklamator dan tokoh besar yang menggetarkan dunia, tetapi juga sebagai sosok penuh pesona yang sulit dilupakan. Lahir di Blitar, 6 Juni 1901, Soekarno memiliki karisma yang begitu kuat perpaduan antara kecerdasan, kepemimpinan, dan daya tarik personal yang membuat banyak wanita terpikat.

 

Bahkan, seorang pemimpin Kamboja pernah menjulukinya “Don Juan dari Timur”, tokoh fiksi asal Italia yang terkenal karena pesonanya terhadap wanita. Julukan itu bukan tanpa alasan Soekarno dikenal mampu menaklukkan hati banyak perempuan dengan tutur katanya yang lembut, pandangan matanya yang penuh keyakinan, dan jiwa revolusionernya yang membara.

 

Dalam catatan sejarah, ada sembilan wanita yang pernah menjadi istri Soekarno. Masing-masing memiliki kisah, peran, dan warna tersendiri dalam perjalanan hidup sang Bung Besar.

 

๐Ÿ’ 1. Siti Oetari

 

Wanita pertama yang dinikahi Soekarno pada tahun 1921 ini adalah putri dari H.O.S. Tjokroaminoto, guru sekaligus tokoh besar Serikat Islam. Pernikahan mereka berlangsung singkat hanya dua tahun karena Soekarno kemudian melanjutkan studinya ke Bandung. Hubungan ini lebih banyak dilandasi rasa hormat daripada cinta.

 

๐Ÿ’ 2. Inggit Garnasih

 

Sosok wanita yang sangat berjasa dalam hidup Soekarno. Mereka menikah pada tahun 1923 setelah Soekarno jatuh cinta kepada sang pemilik rumah kos tempat ia tinggal di Bandung. Inggit bukan hanya istri, tetapi juga pendamping perjuangan sejati yang menemaninya saat dipenjara dan diasingkan. Namun, pernikahan mereka berakhir ketika Soekarno hendak menikahi Fatmawati pada tahun 1943.

 

๐Ÿ‘‘ 3. Fatmawati

 

Cinta sejati yang mewarnai masa perjuangan kemerdekaan. Soekarno dan Fatmawati menikah di Bengkulu (1943) dan dikaruniai lima anak, termasuk Megawati Soekarnoputri, yang kelak menjadi presiden kelima RI. Fatmawati dikenal anggun dan sederhana bahkan ia-lah yang menjahit bendera pusaka Merah Putih untuk upacara Proklamasi 17 Agustus 1945. Mereka berpisah pada tahun 1956, ketika Soekarno menikah dengan Hartini.

 

๐ŸŒน 4. Hartini

 

Pertemuan Soekarno dengan Hartini, seorang janda dan pegawai Dinas Pekerjaan Umum asal Salatiga, berawal dari kunjungan kerja. Mereka menikah pada tahun 1952 dan dikaruniai dua anak. Hartini dikenal sangat setia dan mendampingi Soekarno hingga akhir hayatnya. Dialah satu-satunya istri yang tetap berada di sisinya sampai wafat.

 

️ 5. Kartini Manoppo

 

Seorang pramugari Garuda Indonesia yang memesona. Soekarno terpikat setelah melihat lukisan dirinya karya Basuki Abdullah. Mereka menikah pada tahun 1959 dan memiliki seorang anak. Keanggunan Kartini yang lembut membuat Soekarno jatuh hati di tengah kesibukan sebagai kepala negara.

 

๐Ÿ‡ฏ๐Ÿ‡ต 6. Ratna Sari Dewi (Naoko Nemoto)

 

Wanita asal Tokyo ini bernama asli Naoko Nemoto. Ia menikah dengan Soekarno pada tahun 1962 ketika berusia 19 tahun, sementara Soekarno berumur 57 tahun. Pesona Ratna Sari Dewi, kecerdasannya, serta keanggunan khas Jepang membuatnya menjadi sorotan dunia. Setelah Soekarno turun dari jabatan presiden, ia kembali menetap di Tokyo.

 

๐ŸŽญ 7. Haryati

 

Dikenal sebagai seniman dan staf negara bidang kesenian, Haryati menikah dengan Soekarno pada tahun 1963, ketika usianya baru 23 tahun. Pernikahan mereka berlangsung singkat, hanya tiga tahun, sebelum akhirnya berpisah.

 

๐ŸŒผ 8. Yurike Sanger

 

Masih berusia belasan tahun ketika pertama kali bertemu Soekarno dalam sebuah acara kenegaraan pada 1963. Gadis yang saat itu merupakan anggota barisan pelajar ini akhirnya dinikahi oleh sang presiden pada tahun 1964, namun hubungan mereka berakhir pada 1967, setelah kekuasaan Soekarno meredup.

 

๐ŸŒธ 9. Heldy Djafar

 

Wanita muda dari Kalimantan Timur ini menikah dengan Soekarno pada tahun 1966, saat dirinya baru berusia 18 tahun. Namun, badai politik pasca peristiwa G30S/PKI membuat rumah tangga mereka tidak bertahan lama. Soekarno diasingkan ke Wisma Yaso, sementara Heldy akhirnya memilih untuk bercerai.

 

Dari sembilan wanita yang pernah mengisi hatinya, Hartini-lah yang tetap setia hingga akhir hayat Soekarno. Kisah cintanya bukan sekadar tentang asmara, melainkan tentang bagaimana seorang pemimpin besar mencintai, berkorban, dan dihormati oleh begitu banyak wanita yang terpikat oleh cahaya kepribadiannya.

Sumber : harianhaluan.com

 

#BungKarno #KisahCintaSoekarno #SembilanIstriSoekarno #Fatmawati #HartiniSetia #RatnaSariDewi #LegendaCintaProklamator

2 KODE ETIK YANG DILANGGAR AHMAD DHANI. SANKSINYA?

 


Anggota DPR RI dari Fraksi Gerindra, Ahmad Dhani, telah terbukti melanggar Kode Etik DPR dalam dua kasus berbeda. Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI menjatuhkan sanksi berupa teguran lisan atas pernyataan kontroversial yang disampaikannya.

๐Ÿ—ฃ️ Kasus Pertama: Pernyataan Seksis dalam Rapat Komisi X

Pada 5 Maret 2025, dalam rapat Komisi X DPR RI yang membahas naturalisasi pemain sepak bola, Ahmad Dhani mengusulkan agar pemain asing berusia di atas 40 tahun dan berstatus duda dinaturalisasi dengan menikahi perempuan Indonesia. Ia berpendapat bahwa langkah ini akan menghasilkan keturunan dengan kualitas sepak bola yang lebih baik. Pernyataan ini dianggap seksis dan melecehkan perempuan, karena menempatkan perempuan hanya sebagai alat reproduksi dan pelayan seksual suami. Komnas Perempuan mengecam pernyataan tersebut dan mendorong MKD untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

๐Ÿงพ Kasus Kedua: Pernyataan Rasis dan Merendahkan Martabat Bangsa

Dalam kesempatan yang sama, Ahmad Dhani juga menyebutkan bahwa jika pemain sepak bola yang dinaturalisasi beragama Islam, mereka bisa menikahi hingga empat perempuan. Pernyataan ini dianggap rasis dan merendahkan martabat bangsa, karena menilai kualitas pemain asing lebih baik hanya berdasarkan ras dan agama. Komnas Perempuan menilai pernyataan ini bertentangan dengan komitmen Indonesia dalam upaya mewujudkan kesetaraan gender dan anti-diskriminasi.

Baca juga: Kode Etik DPR: Aturan, Contoh Kasus, dan Hukuman bagi Pelanggarnya

⚖️ Sanksi dan Tindakan MKD

MKD DPR RI memutuskan bahwa Ahmad Dhani melanggar Kode Etik DPR dalam kedua kasus tersebut. Sebagai bentuk sanksi, MKD menjatuhkan teguran lisan kepada Ahmad Dhani. Selain itu, MKD juga meminta agar ia menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada publik dan pihak-pihak yang merasa dirugikan oleh pernyataannya.

Pernyataan kontroversial Ahmad Dhani ini menyoroti pentingnya menjaga etika dan kehormatan sebagai wakil rakyat, serta perlunya kesadaran akan dampak dari setiap ucapan yang disampaikan di ruang publik.

KARAKTER UTAMA KARTUN SPONGEBOB

 



SpongeBob SquarePants adalah karakter utama dalam serial animasi Amerika yang diciptakan oleh Stephen Hillenburg. SpongeBob adalah spons laut berwarna kuning yang tinggal di kota bawah laut Bikini Bottom. Ia bekerja sebagai koki di restoran Krusty Krab dan dikenal karena sifatnya yang ceria, optimis, dan kadang-kadang naif. Meskipun sering terlibat dalam petualangan yang konyol, SpongeBob selalu berusaha melakukan yang terbaik dalam segala hal yang dia lakukan. Karakter ini sangat populer di kalangan anak-anak dan dewasa, serta telah menjadi ikon budaya pop. Berikut adalah daftar tokoh utama kartun SpongeBob SquarePants:


Tokoh Utama


- SpongeBob SquarePants: Protagonis utama kartun, seekor spons laut yang optimis dan energik yang bekerja sebagai koki di Krusty Krab.

- Patrick Star: Bintang laut yang malas dan bodoh, namun baik hati dan sahabat karib SpongeBob.

- Squidward Tentacles: Gurita yang murung dan tidak suka dengan kebisingan SpongeBob dan Patrick.

- Mr. Krabs: Kepiting yang kaya dan pemilik Krusty Krab, yang sangat menyukai uang.

- Sandy Cheeks: Tupai yang cerdas dan atletis dari Texas, yang tinggal di dalam kubah kaca di Bikini Bottom.

- Plankton: Musuh bebuyutan Mr. Krabs yang selalu mencoba mencuri resep rahasia Krabby Patty.

- Karen: Komputer yang menjadi istri Plankton dan membantu suaminya dalam menjalankan skema jahat.

- Mrs. Puff: Ikan buntal yang sabar dan menjadi guru mengemudi bagi SpongeBob.


Tokoh Pendukung


- Gary: Siput peliharaan SpongeBob yang bisa mengeluarkan suara seperti kucing.

- Pearl: Anak perempuan Mr. Krabs yang tidak tertarik dengan bisnis keluarga.

- Larry the Lobster: Lobster yang menjadi lifeguard di Goo Lagoon.

- Mermaid Man dan Barnacle Boy: Pahlawan super yang sudah pensiun dan menjadi idola SpongeBob dan Patrick.

- King Neptune: Dewa laut yang memiliki kekuatan besar dan sering muncul dalam episode-episode SpongeBob .

BIODATA TITIK PUSPA SANG LEGENDA MUSISI INDONESIA


Titiek Puspa, nama panggung dari Sudarwati, adalah seorang penyanyi dan aktris legendaris Indonesia yang lahir pada 1 November 1937 di Tanjung, Kalimantan Selatan. Ia merupakan anak dari pasangan Tugeno Puspowidjojo dan Siti Mariam. ​


Kariernya di dunia hiburan dimulai pada usia 14 tahun saat mengikuti kontes menyanyi "Bintang Radio" di Semarang. Ia kemudian dikenal dengan nama panggung "Titiek Puspa," yang merupakan gabungan dari panggilan akrabnya "Titiek" dan nama ayahnya "Puspowidjojo." ​


Sepanjang kariernya, Titiek Puspa telah menerima berbagai penghargaan, termasuk Juara Bintang Radio Jenis Hiburan tingkat Jawa Tengah pada tahun 1954. Ia juga dianugerahi BASF Award ke-10 untuk kategori "Pengabdian Panjang di Dunia Musik" pada tahun 1994 dan Selebrita Awards 2016: Lifetime Achievement Award. ​



Selain bernyanyi, Titiek Puspa juga terlibat dalam dunia akting dan dikenal sebagai salah satu artis film Indonesia yang laris pada era 1960-an. Ia juga aktif sebagai pencipta lagu, dengan karya-karya populer seperti "Kupu-Kupu Malam," "Aku Bangga Jadi Anak Indonesia," "Cinta," "Apanya Dong," "Cintailah Cinta," "Lagu Untuk Bunda," "Marilah Kemari," "Bing," "Gang Kelinci," dan "Dansa Yo Dansa." ​


Dalam kehidupan pribadi, Titiek Puspa menikah dengan almarhum Mus Mualim dan dikaruniai empat anak: Ella Puspasari, Kamarullah, Petty Tunjungsari, dan Murdago. Ia menganut agama Islam. ​


Pada usia 87 tahun, Titiek Puspa tetap aktif dan sehat, terus berkarya di dunia musik dan hiburan Indonesia. ​


Untuk informasi lebih lanjut, Anda dapat mengikuti akun Instagram resmi beliau di @titiekpuspa_official atau mengunjungi kanal YouTube "Channel Eyang."​


Pada 10 April 2025, Titiek Puspa dilarikan ke Rumah Sakit Medistra di Jakarta akibat pendarahan otak. Berita mengenai meninggalnya beliau sempat beredar, namun kemudian dibantah oleh rekan-rekannya, termasuk Inul Daratista, yang menyatakan bahwa Titiek Puspa masih dalam perawatan intensif. Informasi terbaru menunjukkan bahwa beliau tengah berjuang untuk pemulihan.


NASIHAT CHARLIE CHAPLIN

Charlie Chaplin hidup hingga usia 88 tahun, dan meninggalkan empat ucapan tentang kehidupan, salah satu hal terindah yang pernah saya baca:


(1) Tidak ada yang abadi di dunia ini, bahkan masalah kita pun tidak;
(2) Saya suka berjalan di tengah hujan karena tidak ada seorang pun yang dapat melihat air mata saya;
(3) Hari yang paling terbuang dalam hidup adalah hari ketika kita tidak tertawa;
(4) Enam dokter terbaik di dunia:
1 matahari
2 istirahat
3.Latihan
4 pola makan
5 harga diri
6 teman
Simpanlah itu seumur hidupmu dan bersenang-senanglah.
Hidup sehat
Jika kamu melihat bulan, kamu akan melihat keindahan Tuhan
Jika kamu melihat matahari, kamu akan melihat kekuatan Tuhan
Jika kamu bercermin, kamu akan melihat ciptaan Tuhan yang terbaik.
Jadi percayalah:
Kita semua adalah turis
Hidup dalam sebuah perjalanan!
Jadi hiduplah untuk hari ini, besok mungkin atau mungkin tidak.

BIODATA TEUKU UMAR BAHASA INDONESIA



Nama:
Teuku Umar
Tanggal Lahir: 1 Februari 1854
Tempat Lahir: Aceh Barat, Indonesia
Tanggal Wafat: 11 Februari 1899
Tempat Wafat: Aceh, Indonesia
Kebangsaan: Indonesia
Pekerjaan: Pemimpin militer, Pahlawan nasional
Istri: Cut Nyak Dhien

Latar Belakang

Teuku Umar lair ing kulawarga bangsawan ing Aceh, wilayah ing sisih lor Sumatra sing misuwur amarga sejarah lan perlawanan sing kuwat nglawan penjajahan. Wektu cilik, dheweke kap exposed marang kondisi sosial-politik ing Indonesia, utamane perjuangan nglawan penjajahan Belanda. Pendidikan awalnya nguwatake rasa nasionalisme lan pentinge kamardikan kanggo masyarakatรฉ.

Karir Militer

Karir militer Teuku Umar diwiwiti ing pungkasan abad kaping 19, nalika Aceh ngalami wektu kritis nalika Belanda nambahake usaha kanggo nguwasani wilayah kasebut. Dhรฉwรฉ awalรฉ nglayani ing angkatan bersenjata Belanda, nanging banjur ngalih kanggo ndhukung perlawanan Aceh. Kawruh babagan taktik militer Belanda dadi aset ing perjuangan nglawan pasukan penjajah.

Ing taun 1896, Teuku Umar mimpin serangkaian kampanye gerilya sing sukses nglawan Belanda. Keahlian strategis lan kepemimpinanรฉ sing karismatik nggawe dheweke dihormati dรฉning kanca-kancanรฉ lan dadi tokoh penting ing gerakan perlawanan Aceh. Dhรฉwรฉ nggunakake taktik inovatif, kanthi ngoptimalake kondisi hutan lebat Aceh kanggo nyergap pasukan lan jalur pasokan Belanda.

Pernikahan karo Cut Nyak Dhien

Pernikahan Teuku Umar karo Cut Nyak Dhien, tokoh kunci liyane ing perlawanan Aceh, ora mung minangka ikatan romantis nanging uga minangka aliansi strategis. Cut Nyak Dhien dikenal amarga kemampuan kepemimpinane lan komitmenรฉ kanggo perjuangan nglawan kolonialisme. Beberengan, dheweke nggawe duo sing kuat, nginspirasi akeh wong kanggo melu ing perjuangan kamardikan.

Warisan lan Pahlawan Nasional

Sumbangan Teuku Umar marang perlawanan ing Aceh ora luput saka perhatian. Dhรฉwรฉ dadi simbol keberanian lan kebanggaan nasional, lan usaha-usahane penting kanggo nggalang dukungan kanggo gerakan kamardikan. Sanajan pungkasane pasukan Aceh kalah, warisanรฉ tetep urip, lan dhรฉwรฉ diparingi pangormatan minangka pahlawan nasional Indonesia.

Cerita uripรฉ isih menehi inspirasi kanggo akeh wong Indonesia, nglambangake semangat perlawanan nglawan penindasan. Macem-macem monumen lan situs sejarah wis dibangun ing Aceh kanggo ngormati sumbanganรฉ, lan dhรฉwรฉ dirayakake ing dina nasional lan acara-acara sing didedikasikan kanggo pahlawan Indonesia.

Pati lan Peringatan

Teuku Umar seda tanggal 11 Februari 1899, nalika perang nglawan pasukan Belanda. Patine minangka kerugian sing signifikan kanggo perlawanan Aceh, nanging legendaรฉ mung saya nguwat. Komitmenรฉ ing ngadhepi tantangan sing abot nggawe dhรฉwรฉ dadi tokoh sing lestari ing sejarah Indonesia.

Ing Indonesia modern, Teuku Umar dianggep ora mung minangka pemimpin militer, nanging uga minangka simbol perjuangan kanggo kamardikan lan penentuan nasib dhewe. Cerita uripรฉ diajari ing sekolah-sekolah lan dirayakake ing macem-macem bentuk media, njamin generasi sabanjure ngerti pengorbanan sing dilakoni dรฉning dhรฉwรฉ lan akeh liyane ing perjuangan nglawan penjajahan.

Kesimpulan

Urip Teuku Umar minangka bukti semangat perlawanan lan perjuangan kanggo kebebasan. Warisanรฉ minangka pahlawan nasional wis manthuk ing memori kolektif rakyat Indonesia, dadi sumber inspirasi ing perjalanan terus-terusan kanggo persatuan lan kamardikan.

 

DAFTAR PASANGAN CALON GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR, BUPATI DAN WAKIL BUPATI, SERTA WALI KOTA DAN WAKIL WALI KOTA DI PILKADA JATIM 2024

 


A. JAWA TIMUR
1) Khofifah Indar Parawansa – Emil Elestianto Dardak (Golkar, Gerindra, Demokrat, PAN, PKS, PSI, PPP, Nasdem, Perindo, Gelora, Buruh, PBB, PKN, Garuda)

2) Tri Rismaharini – Zahrul Azhar Asumta (PDIP, Hanura)

3) Luluk Nur Hamidah – Lukmanul Hakim (PKB)

B.KABUPATEN/KOTA

1. Pacitan
1) Ronny Wahyono,S.IP – Kolonel Purnawirawan DRH. Wahyu Saptono Hadi.DP.KES (Nasdem, PPP, PKS)
2) Indrata Nur Bayuaji – Gagarin (Demokrat, Golkar, PKB, Gerindra, PDIP, Hanura, PAN, Gelora, Buruh, Garuda, PBB, Perindo, PSI)

2. Ponorogo
1) Sugiri Sancoko – Lisdyarita (PDIP, PKB, PKS, Demokrat, Golkar, PPP, Gerindra, Perindo, Gelora, PSI dan Ummat)
2) Drs. H. Ipong Muchlissoni – Segoro Luhur Kusumo Daru (PAN, Nasdem, PBB)

3. Trenggalek
1) H. M. Nur Arifin, S.E. – Syah Muhammad Nata Negara, S.H (PDIP, Golkar, Gerindra, PKS, Hanura, PAN, PKB, Demokrat, PSI, Gelora, Garuda)

4. Tulungagung
1) Drs. H. Maryoto Birowo – Didik Girnoto Yekti, S.AP (PDIP, Nasdem, Hanura dan PAN)
2) Gatut Sunu Wibowo, S.E., M.E. – Ahmad Baharudin, S.M. (Gerindra, Golkar, PKS, Ummat, PKN, Perindo)
3) Drs. Santoso, M.Si – Samsul Umam (Demokrat, PPP, Buruh, PBB)
4) Budi Setijahadi – Susilowati (PKB)

5. Blitar
1) Rijanto – Beky Herdihansah (PDIP, PAN, Nasdem)
2) Hj. Rini Syarifah, A.Md – Abdul Goni (PKB, Demokrat, Gerindra, Golkar, PPP, PKS, PSI)

6. Kediri
1) Hanindhito Himawan Pramana – Dewi Mariya Ulfa (PDIP, Demokrat, Gerindra, Golkar, PAN, PKS, PPP, Hanura, Gelora, Perindo, PSI, Ummat, PKN, Garuda, Buruh dan PBB)
2) Deny Widyanarko – Mudawamah (PKB, Nasdem)

7. Malang
1) Sanusi – Lathifah Shohib (PDIP, PKB,Gerindra, Nasdem,PPP, PAN, Gelora, Perindo, PSI, Ummat, PBB)
2) Gunawan Wibisono HS – dr Umar Usman (Golkar, Demokrat, PKS, Hanura)

8. Lumajang
1) Indah Amperawati dan Yudha Adji Kusuma (Gerindra, PDIP, Nasdem, Golkar, PKS, Demokrat, PBB, Gelora, Buruh, Perindo, Garuda)
2) Dr. H. Thoriqul Haq, S.Ag, M.ML – Lucita Izza Rafika S.IP., M.M (PKB, PPP, PAN, PSI, PKN)

9. Jember
1) Muhammad Fawait-Djoko Susanto (Gerindra, Nasdem, PKB, PKS, PAN, PPP, Golkar, Garuda, Gelora, Hanura, Buruh, PKN, PBB, Demokrat, PSI)
2) Hendy Siswanto – MB Firjaun Barlaman (PDIP)

10. Banyuwangi
1) Hj. Ipuk Fiestiandani – Ir. H. Mujiono, M.Si (PDIP, Golkar, Gerindra, Demokrat, Nasdem, PPP, PKS, Hanura, PAN, Garuda, Perindo, Ummat, Gelora, PSI, PKN,Buruh)
2) Moh Ali Makki Zaini – Ali Ruchi (PKB, PBB)

11. Bondowoso
1) KH. Abdul Hamid Wahid – KH. As’ad Yahya Syafi’i (PKB, Golkar, Gerindra, PSI)
2) Bambang Soekwanto – Muhammad Baqir (PDIP, PPP, PKS, Demokrat, Gelora, PAN, dan PBB.)

12. Situbondo
1) Karna Suswandi – Nyai Khoirani (Gerindra, Demokrat, PKS, PAN, Gelora)
2) Yusuf Rio Wahyu Proyogo, S.Sos – Ulfiyah, S.Pd.I (PKB, PPP, Golkar, PDIP, Nasdem, Hanura, PSI)

13. Probolinggo
1) Zulmi Noor Hasani-Abdul Rasyid (PDIP, Nasdem, PAN)
2) dr. Muhammad Haris – Lora Fahmi AHZ (Gerindra, PKB, PPP, Golkar, PKS, Demokrat, Buruh, Gelora, PSI, Perindo, Ummat, Hanura)

14. Pasuruan
1) H.M. Rusdi Sutejo – H.M Shobikh Asrori (Gerindra, PKS, Demokrat, Gelora, PAN, Perindo, Ummat, Buruh, PSI, PBB)
2) KH. Mujib Imron, SH,MH – Hj. Wardah Nafisah, S.Kep,.M.B.A (PKB, PDIP,PPP, Nasdem, Golkar)

15. Sidoarjo
1) H. Subandi, SH., M.Kn – Hj. Mimik Idayana (Gerindra, Demokrat, Golkar)
2) Achmad Amir Aslichin – Edi Widodo (PKB, PDIP, PAN, Nasdem, PPP, PKS, PSI)

16. Mojokerto
1) Dr. H. Muhammad Al Barra, Lc., M.Hum – dr. Muhammad Rizal Oktavian (Nasdem, Demokrat, Gerindra, PAN, PPP, Perindo)
2) dr. H. Ikfina Fahmawati, M.Si. – Sa’dulloh Syarofi, S.E., M.M. (PKB, PKS, Golkar,PDIP)

17. Jombang
1) Mundjidah Wahab – Sumrambah (PDIP, PPP, Demokrat dan Hanura)
2) H.Warsubi – H.Salmanudin Yazid (PKB, Gerindra, Golkar, PKS, PAN, PSI, Nasdem, Gelora)

18. Nganjuk
1) Dra. Ita Triwibawati,AKA., M.Si – Zuli Rantauwati, S.H.,M.H (Hanura, Nasdem)
2) Drs. Marhaen Djumadi, MM., MBA. – Trihandy Cahyo Saputro, ST. ( PDIP, Demokrat, PKS)
3) Muhammad Muhibbin – Aushaf Fajar Herdiansyah (PKB, PPP, Golkar, Gerindra, Perindo, PAN, PSI, Buruh)

19. Madiun
1) Ahmad Dawami Ragil Saputro – Sandhika R. Ferryantiko (PDIP, Demokrat)
2) H. Hari Wuryanto, S.H, M.Ak – dr. Purnomo Hadi (Golkar, Gerindra, PKB, Nasdem, PKS, Hanura, PAN, PSI, PBB, Garuda, Ummat, PKN)

20. Magetan
1) Sujatno-Ida Yuhana Ulfa (PDIP,PKS,PPP, Gelora)
2) Hj. Nanik Endang Rusminiarti, M.Pd – Suyatni Priasmoro, S.H, M.H (PKB, Nasdem, Gerindra, Golkar, PSI)
3) Ir. Hergunadi, M.T – Dr. A. Basuki Babussalam, S.H, M.H (Demokrat, PAN, PBB, Perindo, Ummat, Buruh, PKN)

21. Ngawi
1) Ony Anwar Harsono – Dwi Rianto Djatmiko (PDIP, Demokrat, PKB, PKS, Golkar, Gerindra, PAN,Nasdem, PPP, Perindo, Hanura, Gelora)

22. Bojonegoro
1) Setyo Wahono – Nurul Azizah (Gerindra, Golkar, Demokrat, PKB, PAN, PPP, PKS, Hanura, PBB, Nasdem, PSI, Gelora, Buruh)
2) Teguh Haryono – Farida Hidayati (PDIP)

23. Tuban
1) Aditya Halindra Faridzky – Joko Sarwono (Golkar,PKB, PDIP, Gerindra, Demokrat, PAN, PPP, PSI, PKN, PKS)
2) Riyadi- Wafi Abdul Rosid (Nasdem, Gelora, Buruh, Hanura, PBB)

24. Lamongan
1) Abdul Ghofur – Firosya Shalati (PKB, Demokrat, PSI)
2) Dr. H. Yuhronur Efendi – Dirham Akbar Aksara (Golkar, Gerindra, PDIP, PAN, Nasdem, PPP, Perindo, Ummat, PKS, PBB, Gelora, Hanura, PKN, Buruh)

25. Gresik
1) Fandi Akhmad Yani – dr Asluchul Alif (PKB, Gerindra, PDIP, Golkar, PPP, Demokrat, PAN dan Nasdem)

26. Bangkalan
1) Lukman Hakim – Moch Fauzan Ja’far (PDIP, PKB, Demokrat, Nasdem, Gerindra, PAN, Golkar, Hanura, PKS, Perindo, PSI, Buruh)
2) Mathur Husyairi-Jayus Salam (PPP, PBB, Gelora)

27. Sampang
1) KH. Muhammad Bin Mu’Afi Zaini – H. Abdullah Hidayat (Golkar, PPP, PAN, PDIP, Hanura, PBB, Demokrat, PSI)
2) H. SLamet Junaidi – Achmad Mahfud (Nasdem, PKB, PKS, Gerindra, Gelora, Garuda)

28. Pamekasan
1) KH. Kholilurrahman – Sukriyanto (Demokrat, Nasdem, Gelora, PAN)
2) Dr. Ir. RB Fattah Jasin – Dr. KH. RPA Mujahid Ansori (PKB, PBB, PKS, Golkar, Gerindra, PSI, Ummat, Garuda, PKN, Buruh)
3) KH Muhammad Baqir Aminatullah – Taufadi (PPP, PDIP)

29. Sumenep
1) Dr. H. Achmad Fauzi Wongsodjojo – KH. Imam Hasyim (PDIP, PKB, Nasdem, Demokrat, Gerindra, Golkar, PAN, PBB, PKS, Hanura)
2) Kiai Ali Fikri – Kiai Unais Ali Hisyam (PPP)

30. Kota Kediri
1) Vinanda Prameswati – KH Qowimuddin Thoha (Golkar, Gerindra, Demokrat, Hanura, PDIP, PKB, PKS)
2) Ferry Silviana Vinorica – Regina Nadya Suwono (PAN, Nasdem)

31. Kota Blitar
1) Bambang Riyanto- Bayu Setyo Kuncoro (PDIP, PPP, Golkar, Gerindra, Hanura)
2) H.Syauqul Muhibbin – Elim Tyu Samba (PKB, Demokrat, PAN, PSI, Nasdem, PKN)

32. Kota Malang
1) HM Anton – Dimyati Ayatullah (PKB,Demokrat, PAN, Ummat)
2) Wahyu Hidayat – Ali Muthohirin (Gerindra, Golkar, PKS, NasDem, PSI, PPP, Perindo, Gelora, PKN, Garuda, PBB, Hanura, Buruh)
3) Heri Cahyono – Ganis Rumpoko (PDIP)

33. Kota Probolinggo
1) dr. H. Aminuddin – Ina Dwi Lestari (Nasdem, Gerindra, PSI, PBB, PAN, PKN)
2) Fernanda Zulkarnain – Abdullah Zabut (Golkar)
3) Habib Hadi Zainal Abidin – Zainal Arifin (PKB, PKS, PPP)
4) Sri Setyo Pertiwi – Muhammad Rahman (PDIP)

34. Kota Pasuruan
1) Adi Wibowo, STP, M.Si – Mokhamad Nawawi, S.Kom, MM (Golkar, PKB, PDIP, PPP, PKS,Hanura, Gerindra, Nasdem, PAN, Perindo, PKN, Buruh, PSI, PBB, Ummat, Gelora, Demokrat)

35. Kota Mojokerto
1) Hj. Ika Puspitasari, SE – DR. H. Rachman Sidharta Arisandi, S.IP., M.Si. (PAN,PDIP,Golkar,Gerindra,PKS,PPP, Nasdem, Demokrat)
2) Junaedi Malik – Chusnun Amin (PKB)

36. Kota Madiun
1) Dr. Drs H. Maidi SH, MM, M.Pd – F Bagus Panuntun (Gerindra, PSI, Demokrat, PKS, PKB, Nasdem, PAN, PBB, PPP)
2) Bonnie Laksmana – Bagus Rizki Dinarwan (Golkar, Perindo, Garuda)
3) Inda Raya Ayu Miko Saputri – Aldi Dwi Prastianto (PDIP)

37. Kota  Surabaya
1) Eri Cahyadi – Armuji (PDIP,PAN, PKS,PKB,PPP, Demokrat, Gerindra, Golkar, Nasdem, PSI, Hanura, PBB, PKN, Garuda, Gelora, Ummat, Perindo, Buruh)

38. Kota Batu
1) Firhando Gumelar – H. Rudi (Golkar, Demokrat, PAN, PKS)
2) Krisdayanti – Kresna Dewanata Phrosakh (PDIP, Nasdem, Ummat, PPP, PKN, PBB, Garuda, gelora, Hanura, Perindo, Buruh)
3) Nurochman – Heli Suyanto (Gerindra, PKB)

Catatan :
Pasangan Calon Tunggal ada lima daerah:
1. Gresik
2. Trenggalek
3. Ngawi
4. Kota Surabaya
5. Kota Pasuruan

BIODATA KI HAJAR DEWANTARA SINGKAT BAHASA JAWA

 


Ki Hajar Dewantara sing asmane nalika timur R.M. Suwardi Suryadiningrat, dilairake ing Yogyakarta nalika tanggal 2 Mei 1889. Sawise lulus ELS (Sekolah Dasar Walanda) banjur nerusake menyang STOVIA ing Jakarta. Marga saka kahanan, Ki Hajar Dewantara ora nutug ing STOVIA. Sabanjure nyambut  gawe dadi wartawan.

Nalika tanggal 25 Desember 1912, Ki Hajar Dewantara bebarengan karo Douwes Dekker lan dr. Cipto Mangunkusuma ngedegake perkumpulan Indische Partij. Perkumpulan sing gegayuhane mbudi amrih bangsa Indonesia bisa uwal saka penjajah Walanda.

Amarga gegayuhane sing luhur iku, penjajah Walanda ora seneng. Mulane Ki Hajar Dewantara dipidana kanthi dibuwang menyang Negara Walanda.

Dhasar priyayi kang luhur bebudine lan madhep mantep anggone mbelani nusa lan bangsa, sanajan ana ing Negara manca, wektune digunakake kanggo ngangsu kaweruh babagan pendidikan. Sawise kondur menyang Indonesia, Ki Hajar Dewantara gedhe kawigatenen kanggo majuning pendidikan. Tanggal 3 Juli 1992, Ki Hajar Dewantara  ngedegake pawiyatan Taman Siswa.

Sawise Indonesia merdeka, Ki Hajar Dewantara dadi Menteri Pendidikan Pengajaran dan kebudayaan kang kapisan. Uga dianugrahi minangka “Bapak Pendidikan Nasional”. Sesantine Pendidikan sing kondhang nganti saiki yaiku “Tut  Wuri Handayani”. Tanggal 28 April 1959, Ki Hajar Dewantara seda, disarekake ana ing Yogyakarta. Kanggo jasane menyang nusa lan bangsa, dina wiyose yaiku tanggal 2 Mei dipengeti minangka “Hari Pendidikan Nasional”.

BIODATA TUANKU IMAM BONJOL SINGKAT BAHASA JAWA


Tuanku Imam Bonjol yaiku Pahlawan kang wafat ing seberang, tepatรฉ ing Minahasa cedhak karo Pineleng, Sulawesi Utara, nalika tanggal 6 November 1864. Deweke asale saka Sumatra Barat. Jeneng Tuanku Imam Bonjol kuwi salah sijine gelar kang diwenehi dening guru-guru agama ing Sumatra. Jeneng asline Imam Bonjol yaiku Peto Syarif Ibnu Pandito Bayanuddin. Dheweke pemimpin kang paling dikenal wektu gerakan Padri ing Sumatra, kang awal mulane nglawan perjudian, padu ayam,nganggo opium, ombenan keras, tembako, lan liya liyane. Nanging seteruse ngadakake perlawanan karo penjajahan Belanda, kang nyebabke perang Padri(1821-1838). Wonten ing taun 1837, desa Imam Bonjol direbut dening Belanda, lan akhire Imam Bonjol nyerah. Deweke terus diasingke ing pirang-pirang panggonan, lan pungkasane digawa ana ing Minahasa. Dheweke diakui dadi Pahlawan Nasional. 

Nama lan gelar

Jeneng asli saking Tuanku Imam Bonjol yaiku Muhammad Shahab, kang lair ing Bonjol, Pasaman, Sumatra Kulon ing taun 1772. Amarga dadi ulama lan pemimpin ing masyarakat setempat, dheweke diwenehi gelar yaiku Peto Syarif, Malin Basa, lan Tuanku Imam. Tuanku nan Renceh saking Kamang dadi salah sijine pimpinan saking Harimau nan Salapan yaiku kang nunjuk dadi Imam (pemimpin) maring kaum padri ing Bonjol. Deweke akhire luwih dikenal kanthi jeneng Tuanku Imam Bonjol. 

Peto Syarif selanjute luwih dikenal kanthi asma Tuanku Imam Bonjol.Dheweke dilahirke ana ing lingkungan agama. Awale Peto Syarif sinau agama saking bapakke, Buya Nudin. Seteruse saking para Ulama liyane,kayata Tuanku Nan Renceh. Imam Bonjol yaiku pendiri negeri Bonjol. 

Riwayat perjuangan

Pertentangan kaum adat kalian kaum Paderi utawa kaum agama melu nglibatke Tuanku Imam Bonjol. Kaum Pederi ngupaya bersihake ajaran agama Islam kang wis akeh diselewengke supaya mbalik maring ajaran agama Islam kang murni. Golongan adat kang ngrasa terancam kedudukane, angsal bantuan saking Belanda. Nanging,gerakan pasukan Imam Bonjol kang cukup kuwat bisa mbahayakake kedudukane Belanda. Trus selanjute Belanda mekso ngadakake kesepakatan damai maring Tuanku Imam Bonjol ing taun 1824. Kesepakatan kuwi dijenengi " Perjanjian Masang". Nanging, kesepakatan kuwi dilanggar dewe maring Belanda kanthi nyerang Negeri Pandai Sikat. 

Pertempuran-pertempuran seteruse uwis ora akeh artine, soale Belanda kudu musatke kekukatane maring Perang Diponegoro. Nanging sakwise Perang Diponegoro rampung, Belanda ngerahke maneh pasukan gedhe-gedhean kanggo nakhlukke sekabehe Sumatra Barat. Imam Bonjol lan Pasukane tetep ora nyerah lan kanthi gigih mbendung kekuatane musuh. Nanging kekuwatane Belanda gedhe banget, dadine siji per siji daerah Imam Bonjol bisa direbut Belanda. Akhire Bonjol uga langsung tiba ing tangan musuh.Nanging 3 sasi seteruse Bonjol bisa direbut maneh.Kejadian iki ing taun 1832. 

Belanda mbalik ngerahke kekuwatan kang gedhe. Ora ketinggalan Gubernur Jendral Van Bosch melu mimpin serangan maring Bonjol. Nanging gagal. Deweke ngajak Imam Bonjol supaya Damai kanthi maklumat PalakanPalakat Panjang, nanging Tuanku Imam wis curigaKanggo wektu-wektu seteruse, kedudukan Tuanku Imam Bonjol tambah dadti angel, nanging dewekke nolak damai maring BelandaNganti ganti kaping telu, Belanda ngganti panglima perange kanggo ngrebut Bonjol, suwijine negeri cilik kanthi benteng saking lemah. Sakwise telung taun dikepung, nembe Bonjol bisa dikuwasai, yaiku tanggal 16 Agustus 1837

Akhire Tuanku Imam Bonjol kejebak maring pengkhianatane Belanda kanthi perundingan kang terselubung.Tuanku Imam Bonjol bisa ditangkap lan diasingke maring Cianjur. Wedi yen pengaruh pimpinan Paderi kuwi ing Jawa Barat,deweke langsung dipindahke maring Ambon lan seteruse ing Manado. Ing panggonan kuwi Tuanku Imamku Imam Bonjol wafat tanggal 6 November 1864 kanthi umur 92 taun. 

Ora bisa dipungkiri, Perang Paderi ninggalke kenangan heroik lan traumatis ing memori bangsa. Kurang luwih 20 taun perang kuwi (1803-1821)praktis kang nggawe pepatenan maring sesama uwong Minang lan Mandailing utawa Batak Umume. Caampur tangan Belanda ing perang iki ditandai kanthi penyerangan Simawang lan Sulit Air saking pasukan Kapten Goffinet lan Kapten Dienema ing awal April 1821 kanthi perintah Residen James du Puy ing Padang. Kompeni melu terlibat ing perang kuwi amarga diundang kaum adat. Ing tanggal 21 Februari 1821, kaum adat resmi nyerahke wilayah darek (Pedalaman Minangkabau) maring Konpeni nggawe perjanjian kang dipeksa ing padang, dadi kompensasi maring Belanda kang sedia mbantu nglawan kaun Paderi. Perjanjian kuwi ditekani uga saking sisa keluarga Dinasti Pagruyung ing ngisor pengawasan Sultan Muningsyah kang selamat saking patenan pasukan Paderi kang dipimpin Tuanku Pasaman ing Koto Tangah, cedak Batu Sangkar, ing taun 1815 (dudu taun 1803 koyo kasebut ing Parlindungan, 2007:136-41). 

Penyesalan lan perjuangan heroik Tuanku Imam Bonjol barengan pengikute nglawan Belanda kang ngepung Bonjol saking sekabehe jurusan kurang luwih enem sasi ( 16 Maret-17 Agustus 1837) uga bisa ndadikke apresiasi maring kepahlawanan nentang penjajahan. 

Kurang luwih 62 taun Indonesia merdeka, jeneng Tuanku Imam Bonjol ana ing papan umum kanthi dadi jeneng dalan, jeneng stadion, jeneng Universitas, lan uga ing lembaran duwit Rp 5.000 kang dikeluwarke Bank Indonesia 6 November 2001. Tuanku Imam Bonjol (1722-1864), kang diangkat dadi pahlawan nasional didasrke SK Presiden RI Nomor 087/TK/Tahun 1973, 6 November 1973, yaiku pemimpin utama Perang Padri ing Sumatra Barat (1803-1837) kang gigih nglawan Belanda. Nanging, akhir-akhir iki metu petisi, nggugat gelar kepahlawananne Tuanku Imam Bonjol. Tuanku Imam Bonjol dianggep nglanggar HAM amarga pasukan Paderi nginvasi lemah Batak (1816-1833) kang newaske jutaan uwong ing daerah kuwi. 


BIOGRAFI R.A KARTINI BAHASA JAWA

             


        Raden Ajeng Kartini lahir tanggal 21 April tahun 1879 ing kutha Jepara, Jawa Tengah. Deweke anak salah suwijine bangsawan ingkang isih taat marang adat istiadat. Sakwuse lulus saking Sekolah Dasar deweke dilarang ngelanjutake sekolah ke tingkat sing luwih duwur kaleh tiyang sepuhe. Deweke dipingit karo ngenteni wektu dinikahake. Kartini cilik rumongso sedih amargo masalah iku, deweke nentang tapi ora wani amargo wedi dianggep anak durhoko. Kanggo ngilangi sedihe, deweke ngumpulo buku pelajaran lan buku ilmu pngetahuan trus diwoco ing latar karo pembantune.

Lewat moco buku deweke tertarik kemajuan pikire wong wadon Eropa. Wong wadon iku ora mung ing pawon tapi yo kudu duwe ilmu.

Anak ingkang pertama lan ugo sing terakhir, Soesalit Djojoadhiningrat, lahir pas tanggal 13 September 1904. Pirang – pirang dino berikute, 17 September 1904, Kartini sedo ing umure 25 tahun. Kartini dimakamake ing Desa Bulu, Kecamatan Bulu, Rembang.. Berkat kegigihane Kartini, akhire didirikake Sekolah Wanita oleh Yayasan Kartini di Semarang pada 1912, lan akhire ing Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon dan daerah lainnya. Nama sekolahe yaiku "Sekolah Kartini". Yayasan Kartini iki didirikake keluarga Van Deventer, sawijine tokoh Politik Etis. Sakwuse Kartini wafat, Mr.J.H Abenda ngumpulake lan mbukuake surat-surat ingkang sakderenge dikirimake R.A Kartini ing kanca – kancane ing Eropa. Buku iku diwenehi judul “DOOR DUISTERNIS TOT LICHT” sing artine “Habis Gelap Terbitlah Terang”.


BIOGRAFI Drs. H. MUHAMMAD JUSUF KALLA, SE

 



Nama Lengkap           : Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla SE

Alias                            : Jusuf Kalla | JK

Profesi                         : Pengusaha, Politisi

Agama                        : Islam

Tempat Lahir              : Watampone, Sulawesi Utara

Tanggal lahir               : Jumat, 15 Mei 1942

Zodiac                         : Taurus

Hobby                         : Membaca | Menulis

Warga Negara             : Indonesia

Istri                              : Hj. Mufidah Jusuf

Anak                           : Muchlisa Jusuf, Muswirah Jusuf, Imelda Jusuf,

  Solichin Jusuf, Chaerani Jusuf

Saudara                       : Halim Kalla

 

BIOGRAFI

Jusuf Kalla lahir di Watampone, 15 Mei 1942 merupakan anak kedua dari 17 bersaudara. Semasa muda, Kalla banyak menghabiskan waktu untuk berorganisasi kepemudaan. Pengalaman berkecimpung dengan organisasi berhasil mengantarkan Kalla untuk menjadi orang kedua Indonesia pada tahun 2004-2009.

Awal nama Kalla dikenal pada tahun 1968, saat dirinya menjadi CEO NV Hadji Kalla. Di bawah kepemimpinan Kalla, perusahaan NV Hadji Kalla berkembang kian pesat. Dari semula hanya sekedar bisnis ekspor-impor menjadi meluas ke bidang perhotelan, konstruksi penjualan kendaraan, kelapa sawit, perkapalan, real estate, transportasi, peternakan udang, dan telekomunikasi.

Karir politiknya bermula saat dirinya menjabat sebagai ketua Pelajar Islam (PII) cabang Sulawesi Selatan pada tahun 1960-1964. Berlanjut menjadi ketua HMI cabang Makassar pada tahun 1965-1966. Tak puas sampai di sana, pada tahun 1967-1969 Kalla menjadi ketua Dewan Mahasiswa Universitas Hasanudin dilanjutkan sebagai ketua Dewan Presidium Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) pada tahun 1967-1969.

Bakat dagang yang diturunkan oleh sang ayah rupanya tak menguap sia-sia. Sebelum terjun di dunia politik, Kalla sempat menjabat sebagai Ketua Kamar Dagang dan Industri Daerah (Kadinda). Anak dari pasangan H. Kalla dan Athirrah ini dulunya dikenal sebagai pengusaha muda dari perusahaan milik keluarga bendera Kalla Group.

Pada tahun 1965, setelah pembentukan Sekretariat Bersama Golongan Karya (Sekber Golkar), Kalla terpilih menjadi ketua Pemuda Sekber Golkar Sulawesi Selatan dan Tenggara (1965-1968). Di tahun yang sama, saat Kalla tengah menyelesaikan tugas akhir, dirinya terpilih menjadi anggota DPRD Provinsi Sulawesi Selatan periode 1965-1968. Karir politik Kalla seketika melesat saat dirinya terpilih menjadi anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) pada tahun 1982-1987 mewakili Golkar dan pada tahun 1997-1999 mewakili daerah.

Sebelum terpilih menjadi ketua umum partai Golkar pada tahun 2004, Kalla sempat terpilih menjadi Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI di masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid selama enam bulan (1999-2000).  Pada masa kepemimpinan Presiden Megawati Soekarnoputri, Kalla kembali diangkat menjadi menteri. Kali ini sebagai Menteri Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia (Menko Kesra), di tengah jalan Kalla mengundurkan diri karena berniat maju mencalonkan diri sebagai Wakil Presiden mendampingi calon presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Kemenangan telak membuat pasangan SBY-JK melenggang menuju istana negara untuk disahkan sebagai presiden dan wakil presiden periode 2004-2009. Dengan terpilihnya presiden dan wakil presiden baru tersebut merupakan pasangan hasil pemilihan pertama langsung dari rakyat Indonesia.

Selepas jabatan sebagai wakil presiden pada tahun 2009, suami dari Mufidah Jusuf dan ayah dari lima orang anak serta sembilan cucu ini menjabat sebagai ketua Palang Merah Indonesia periode 2009-2014.

Pada bulan September 2011, Kalla mendapatkan gelar Doctoral Causa keempatnya  Universitas Hasanudin Makasar bidang perekonomian dan politik. Saat ditanya komentarnya, dirinya berpesan bahwa, jangan pernah memberikan jualan politik yang berisi janji-janji, tetapi bagaimana masyarakat adil dan sejahtera terwujud. Pemimpin yang membina kemakmuran tanpa  pemerataan adalah masalah besar. Keadilan boleh susah, tetapi harus susah bersama. Maju dan sejahtera pun harus bersama.

Selain itu, pada Desember 2011 Kalla berhasil mendapatkan penghargaan BudAi (Budaya Akademik Islami) dari Universitas Islam Sultan Agung Semarang dan Penghargaan Tokoh Perdamaian dalam Forum Pemuda Dunia untuk Perdamaian di Maluku, Ambon, 2011.

Penghargaan lain diberikan kepada Kalla yakni penghargaan Dwidjosowojo Award dari Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 pada bulan Januari 2012 dan penghargaan The Most Inspiring Person pada bulan dan tahun yang sama disematkan atas prestasi yang telah diukir. Penghargaan tersebut diberikan oleh Men's Obsession, majalah prestasi dan gaya hidup.

Kini, di tengah kesibukannya sebagai ketua umum Palang Merah Indonesia, Kalla masih menyempatkan waktu untuk bermain dengan cucu-cucu kesayangannya. Dia juga terpilih sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat Dewan Masjid Indonesia (DMI) dalam Muktamar VI DMI untuk periode 2012-2017.

 Pada tanggal 19 Mei 2014, Kalla resmi menjadi pendamping Jokowi dan maju sebagai calon wakil presiden Indonesia periode 2014-2019. Pasangan Jokowi-JK ini akan melawan pasangan Prabowo-Hatta pada pemilu presiden tahun 2014 yang dilaksanakan 9 Juli 2014.

 

PENDIDIKAN

1.     Fakultas Ekonomi, Universitas Hasanudin Makasar, 1967.

2.     The European Institute of Business Administration Fountainebleu, Prancis (1977)

 

KARIR

1.     Ketua Umum Palang Merah indonesia, 2009-sekarang

2.     Wakil Presiden Republik Indonesia, 2004-2009

3.     Ketua Umum DPP Partai Golkar, 2004-2009

4.     Anggota Dewan Penasehat ISEI Pusat, 2000–sekarang

5.     Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, 2001-2004

6.     Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia, 1999-2000

7.     Ketua Dewan Pertimbangan Kadin Indonesia, 1997-2002

8.     Komisaris Utama PT. Bukaka Singtel International Organisasi, 1995 – 2001

9.     Direktur Utama PT. Kalla Inti Karsa, 1993-2001

10.  Ketua IKA-UNHAS, 1992–sekarang

11.  Komisaris Utama PT. Bukaka Teknik Utama, 1988-2001

12.  Direktur Utama PT. Bumi Sarana Utama, 1988-2001

13.  Wakil Ketua ISEI Pusat, 1987-2000

14.  Ketua Umum KADIN Sulawesi Selatan, 1985–1997

15.  Ketua Umum ISEI Sulawesi Selatan, 1985-1995

16.  Anggota MPR-RI, 1982–1999

17.  Direktur Utama PT. Bumi Karsa, 1969-2001

18.  CEO NV Hadji Kalla, 1968-2001

19.  Anggota DPRD Sulawesi Selatan dari Sekber Golkar, 1965-1968

 

PENGHARGAAN

1.     Doktor Honoris Causa dari Universitas Hasanuddin, Makassar

2.     Doktor HC dibidang perdamaian dari Universitas Syah Kuala Aceh pada 12 September 2011

3.     Doktor HC dibidang pemikiran ekonomi dan bisnis dari Universitas Brawijaya Malang  pada 8 Oktober 2011

4.     Doktor HC dibidang kepemimpinan dari Universitas Indonesia pada 9 Februari 2013

5.     Penghargaan BudAi (Budaya Akademik Islami) dari Universitas Islam Sultan Agung Semarang

6.     Penghargaan Tokoh Perdamaian dalam Forum Pemuda Dunia untuk Perdamaian di Maluku, Ambon, 2011

7.     Penghargaan Dwidjosowojo Award dari Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera

8.     The Most Inspiring Person

 

BIODATA TJILIK RIWUT PAHLAWAN NASIONAL dan GUBERNUR PERTAMA DARI KALIMANTAN TENGAH

 


Tjilik Riwut adalah seorang pahlawan nasional Indonesia asal Kalimantan. Tak hanya aktif dalam bidang kemiliteran sebagai seorang tentara, putra Dayak ini juga ikut berperan dalam pemerintahan dengan  diangkatnya ia sebagai Gubernur Kalimantan Tengah di tahun 1958. Selain itu, ia juga berkontribusi di bidang kepenulisan. Ia pernah bekerja di Harian Pemandangan, pimpinan M. Tambran serta Harian Pembangunan, pimpinan Sanusi Pane. Ia pun menulis beberapa buku mengenai Kalimantan seperti Makanan Dayak, Sejarah Kalimantan, Maneser Panatau Tatu Hiang, dan Kalimantan Membangun.

Setelah Indonesia merdeka, pada tanggal 17 Desember 1946, Tjilik Riwut dan beberapa tokoh perwakilan suku-suku Dayak di pedalaman Kalimantan yang berjumlah 142 suku berkumpul bersama untuk melaksanakan Sumpah Setia kepada pemerintah Republik Indonesia dengan upacara adat leluhur suku Dayak. Lalu pada tanggal 17 oktober 1947, ketika ia berada di Yogyakarta yang saat itu menjadi ibu kota negara Indonesia, ia mendapat perintah dari S. Suryadarma, kepala TNI AU waktu itu, untuk memimpin Operasi Penerjunan Pasukan Payung kali pertama oleh pasukan MN 1001 di desa Sambi, Kotawaringin, Kalimantan Tengah. Dalam operasi tersebut, Tjilik Riwut bertanggung jawab menjadi penunjuk jalan bagi tim yang berjumlah 13 orang (11 orang asal Kalimantan dan 2 orang Jawa) itu. Untuk mengenang peristiwa penting dalam sejarah Angkatan Bersenjata Republik Indonesia ini, tanggal 17 Oktober pun resmi ditetapkan sebagai Hari Pasukan Khas TNI-AU.

Atas berbagai jasanya, Tjilik Riwut dianugerahi gelar Pahlawan Nasional di tahun 1998, di masa pemerintahan B.J. Habibie. Namanya pun diabadikan sebagai salah satu bandar udara di Palangka Raya. Selain itu, keluarganya juga berencana mendirikan museum Tjilik Riwut yang nantinya akan dipadu dengan restoran di bangunan bekas tempat tinggal Tjilik Riwut di Palangka Raya. Menurut Kletus, putra Tjilik Riwut, perpaduan museum dan restoran Tjilik Riwut itu direncanakan selesai dibangun pada bulan Agustus 2012.

Profil

Nama Lengkap            : Tjilik Riwut

Alias                            : No Alias

Agama                        : Katolik

Tempat Lahir              : Kasongan, Katingan, Kalimantan Tengah

Tanggal Lahir             : 02 – 02 – 1918

Zodiak                         : Aquarius

Warga Negara             : Indonesia

 

Pendidikan

Ia menempuh pendidikan dasar pada Sekolah Rakyat (Volkschool) yang dikelola zending di Kasongan. Ia berdomisili di rumah keluarga Pendeta Sehrel asal Eropa (Swiss) yang saat itu sedang bertugas di Kalimantan. Menjelang remaja dan lulus sekolah pada tahun 1930, Tjilik diboyong Pendeta Sehrel ke Jawa dan melanjutkan pendidikan di Sekolah Perawat Taman Dewasa di Yogyakarta hingga lulus tahun 1933 (Sarjono, 2020: 23-24; Riwut, 1993: 134). Selanjutnya pada tahun 1933-1936, ia mengikuti sekolah (kursus) perawat di Purwakarta dan Bandung (Laksono, 2006: 18).

 

Karir

  • Koresponden Harian Pemandangan
  • Koresponden Harian Pembangunan
  • Anggota KNIP (1946 – 1949)
  • Gubernur Kalimantan Tengah (30 Juni 1958-Februari 1967)
  • Marsekal Pertama Kehormatan TNI-AU

 

Penghargaan

  • Gelar Pahlawan Nasional (1998)
  • Namanya diabadikan sebagai salah satu bandar udara di Palangka Raya
  • Books:  Makanan Dayak (1948)
  • Sejarah Kalimantan (1952)
  • Maneser Panatau Tatu Hiang (1965,stensilan, dalam bahasa Dayak Ngaju)
  • Kalimantan Membangun (1979)