Di sebuah negeri bernama Kerajaan Anehlandia, hiduplah seorang raja yang
dikenal semua orang sebagai Raja Bodoh. Namanya Raja Dungu,
dan ia memang sering bingung sendiri, lupa arah, bahkan pernah mencoba
menyirami bunga dengan susu!
Meski begitu, rakyat Anehlandia sangat menyayanginya. Ia tidak pernah marah,
selalu murah senyum, dan sangat peduli pada rakyatnya.
Suatu hari, datanglah masalah besar. Sungai utama yang mengalir ke seluruh
kota tiba-tiba berhenti mengalir. Air menjadi langka. Petani tidak bisa
menyiram tanaman, warga tak bisa mandi, dan hewan-hewan pun kehausan.
Para penasihat kerajaan berkumpul dan berdiskusi berjam-jam.
“Barangkali aliran sungai dibendung batu besar,” kata satu penasihat.
“Mungkin airnya dicuri naga!” kata yang lain.
Namun, tak ada satu pun yang punya solusi pasti.
Akhirnya, Raja Dungu datang sambil membawa ember dan sendok.
“Ada apa ini? Kenapa semua orang panik?” tanyanya polos.
Penasihat utama menjelaskan, “Sungai kita berhenti mengalir, Tuanku. Kami
sedang mencari solusi.”
Raja Dungu mengangguk-angguk. Ia lalu berkata, “Kalau begitu, kita cari
sumber sungainya dan tanya langsung kenapa dia berhenti!”
Semua tertawa. “Mana mungkin sungai bisa bicara, Tuanku!”
Tapi Raja Dungu tetap berangkat. Ia mengajak lima orang petani, dua anak
kecil, dan seekor kambing. Mereka berjalan menyusuri sungai yang kering.
Setelah dua hari berjalan, mereka tiba di pegunungan. Ternyata, ada seekor
kerbau tua yang terjatuh dan menutup sumber air sungai dengan tubuhnya!
Kerbau itu terluka dan tak bisa bergerak.
“Kasihan sekali!” kata Raja Dungu. Ia segera menyuruh timnya membuat tandu
dari kayu. Bersama-sama, mereka mengangkat kerbau itu dari sumber air.
Begitu kerbau diangkat, air pun mulai mengalir lagi!
“Air kembali! Sungainya hidup lagi!” teriak anak-anak dengan gembira.
Saat mereka pulang, seluruh rakyat menyambut Raja Dungu dengan sorak sorai.
Penasihat utama kagum dan berkata, “Tuanku... sungguh tak kami sangka, idesederhana Tuanku menyelamatkan seluruh negeri!”
Raja Dungu tersenyum dan berkata, “Aku hanya ingin bertanya pada sungai.
Ternyata dia memang butuh bantuan.”
Pesan Moral:
Cerita ini mengajarkan bahwa kecerdasan bukan hanya soal logika atau ilmu.
Kadang, niat baik, kepedulian, dan keberanian untuk bertindak adalah kunci
untuk menyelesaikan masalah rumit. Jangan meremehkan seseorang hanya karena ia
terlihat berbeda atau tidak biasa. Bahkan yang dianggap "bodoh" bisa
membawa perubahan besar jika ia punya hati yang tulus.