Setiap pagi Apin tak pernah telat membuka toko
sembakonya. Akan tetapi , setiap membuka tokohnya Apin selalu kesal. Ia selalu
mendapati seorang pengemis selalu tidur di depan tokonya.
Hari pertama Apin membuka toko dan melihat si pengemis
sedang tidur. Merasa geram Apin mengambil sebuah kemoceng dan mengganggu sang
pengemis supaya bangun.
Apin:
uiiiii….uiiii… (kata Apin sambil menusuk-nusuk bulu kemoceng ke hidung sang
pengemis yang tidur)…
Pengemis: hemmm..(terbangun samba mengucek-ngucek matanya)
Apin: ngapain kamu ada di depan toko saya.. pergi sana..
Sang pengemis pun lari terbirit-birit meninggalkan toko milik Apin. Melihat
pengemis itu lari Apin merasa tenang.
Hari kedua Apin kemabali membuka toko nya lebih awal.
Apin ternyata masih mendapati sang pengemis tidur didepan tokonya. Sang
pengemis tampak tidur pulas sambil sesekali ngupil. Melihat tingkah sang
pengemis, Apin naik pitam. Ia pun pergi kedapur dan mengambil seember air
hujan..
Gyuuuuuuurrrrrrrrrrr..sang pengemis pun bangun dengan basah kuyup..
Apin: kamu ini
tidak tahu diri ya, sudah saya usir masih juga kamu disini.. pergii kamu
pergi.. (teriak apin kepada sang pengemis)
Sang pengemis tanpa berkata banyak langsung lari.. Samsono, pemilik ruko yang
ada di sebelah toko sembako Apin pun geleng-geleng melihat Apin yang sedang
marah..
Samsono: Sabar Pin dia itu manusia jugaaa..
Apin: abis tak tahu diri tu pengemis, ada terus.. kalau besok masih ada lagi
dia akan aku pukul.. (kata apin dengan urat yang muncul di bagian kepalanya)
Malam berlalu, dihari ketiga Apin kembali mebuka tokonya
di pagi hari. Apin mencium ada bau air kencing dibagian pintunya. Lagi-lagi
sang pengemis masih saja tidur di depan rukonya. Dengan sekuat tenaga Apin pun
memukul si pengemis…
Gebakkkkkk… Gebuuukkk….Gebakkk Gebuukkkkk..
Apin: Awas kamu
ada disini lagi.. kalau masih ada disini, kamu saya jamin bakal masuk rumah
sakit..
Pengemis: Ampun pakkk..ampunnn.. (ucap sang pengemis, sambil merintih dan pergi
meninggalkan toko Apin)
Samsono yang melihat kelakuan Apin justru mengelus dada. Ia pun
kembali menasehati Apin.
Samsono: Sabar Apin.. diakan cuma numpang tidur.. dia juga manusia, tidak boleh
diperlakukan begitu.. nanti kamu menyesal..
Apin: biarkan saja, tidak ada manfaatnya pengemis itu..
Pada hari ke empat, Apin kembali membuka tokonya seperti
biasa. Namun ada yang berbeda, Apin tidak menemui sang pengemis tertidur di
depan tokonya. Demikian pula hari ke lima dan hari ke tujuh.
Pada hari selanjutnya Apin justru merasa jangal dengan
tidak adanya si pengemis. Ia justru merasa bersalah dengan sang pengemis.
Samsono yang melihat Apin mencari-cari sang pengemis menegurnya.
Samsono: kan kamu
mencari pengemis itu.. dia tidak akan pernah kembali pada mu..
Apin: kenapa begitu?
Samsono: kamu pasti akan tahu.. (ucapnya sambil memandang sebuah kamera CCTV
yang terpajang di depan toko Apin)
Mengetahui isyarat dari Samsono, Apin pun membuka data
file CCTVnya. Pada malam hari pertama sang pengemis tidur di depan rukonya,
putri dari Apin tampak memberi makan sang pengemis. Pada malam hari kedua,
tepat didepan toko, putri dari Apin hendak diperkosa preman, namun si pengemis
datang dan berduel dengan para preman, hingga akhirnya sang preman kabur.
Di malam hari ketiga, terlihat dari CCTV ada seorang
pemabuk yang kencing di depan toko milik Apin, dan lagi-lagi sang pengemis
mengusirnya. Pada malam hari ke empat, CCTV tersebut meperlihatkan ada dua
orang pria yang menggunakan topeng, hendak mencoba membongkar pintu toko Apin.
Tiba-tiba sang pengemis datang memergoki mereka, lagi-lagi si pengemis terlibat
duel demi mengamankan toko milik Apin. Pada duel itu, salah seorang perampok
mengeluarkan sebila pisau dan menusuk sang pengemis. Setelah menusuk kedua
perampok pergi meninggalkan sang pengemis yang tak berdaya.
Sang pengemis merintih, dan merayap kedepan pintu ruko Apin, sambil minta
tolong. Malangnya, Apin dan pemilik toko lainnya tidak ada yang membukakan
pintu. Hingga akhirnya ada seorang pemuda mendapati sang pengemis tak bernyawa,
lalu dibawa oleh ambulan.
Melihat hasil CCTV itu, Apin pun sedih dan menyesal
karena telah bertindak kasar kepada si pengemis. Hanya karena perawakan sang
pengemis yang kumal, Apin lalu membencinya. Hingga pada akhirnya, sang pengemis
pergi untuk selamanya.