Keesokan harinya, Fahri (si Pohon) berlatih dengan ketakutan. Kali ini, ia bertekad menjadi pohon yang sempurna: diam, kaku, dan tidak bergerak.
"Aku
akan jadi pohon yang realistis," tekad Fahri.
Saat
gladi resik, Fahri berdiri sangat kaku hingga dia lupa bernapas. Ia pun jatuh
pingsan di tengah adegan romantis. Leo dan Rara panik, berlari ke panggung.
Sutradara
menghela napas. "Baik, lupakan pohon. Kita ubah naskah. Pohon itu
ditebang. Kita butuh pengganti. Siapa yang bisa menjadi Batu?"
Leo
dan Rara saling pandang. Batu adalah peran yang paling aman.
"Aku
bisa menjadi batu yang penuh misteri!" tawar Leo. "Aku bisa menjadi
batu yang secara geologis sangat stabil," timpal Rara.
Akhirnya,
mereka memutuskan untuk berbagi peran. Mereka berdua berjongkok di panggung,
berpura-pura menjadi dua bongkahan batu di tepi sungai. Saat adegan dimulai,
Leo (Batu 1) berbisik, "Rara, kakiku kesemutan!" Rara (Batu 2)
membalas, "Diam, Leo! Batu tidak bicara!"
Apakah mereka berhasil menjadi Batu yang baik? Dan bagaimana
cara mereka mengatasi kesemutan terburuk dalam sejarah drama sekolah?
Jawabannya ada di Series 9!