PENJELASAN TAKSONOMI BLOOM DAN TAKSONOMI SOLO SECARA DETAIL DAN LENGKAP

 


๐Ÿง  1. Taksonomi Bloom

๐Ÿ“š Pengertian

Taksonomi Bloom adalah klasifikasi hierarkis tujuan-tujuan pendidikan yang dikembangkan oleh Benjamin S. Bloom dan timnya pada tahun 1956. Taksonomi ini digunakan untuk membantu pendidik merancang, menilai, dan mengevaluasi pembelajaran berdasarkan tingkat kemampuan berpikir peserta didik.

Taksonomi Bloom membagi tujuan pembelajaran menjadi tiga ranah utama:

1.     Ranah Kognitif (pengetahuan & kemampuan berpikir)

2.     Ranah Afektif (sikap & nilai)

3.     Ranah Psikomotorik (keterampilan fisik atau motorik)

๐Ÿงฉ A. Ranah Kognitif (Revisi Anderson & Krathwohl, 2001)

Pada revisi tahun 2001 oleh Anderson & Krathwohl, struktur taksonomi Bloom disempurnakan menjadi enam tingkatan berpikir, dari tingkat paling rendah hingga paling tinggi:

Tingkatan

Kata Kerja Operasional

Penjelasan

Contoh Aktivitas

1. Mengingat (Remembering)

menyebutkan, mendefinisikan, mengidentifikasi

Mengingat fakta, istilah, dan konsep dasar.

Menyebutkan rumus luas segitiga.

2. Memahami (Understanding)

menjelaskan, menafsirkan, meringkas

Memahami makna materi yang telah dipelajari.

Menjelaskan proses fotosintesis.

3. Menerapkan (Applying)

menggunakan, mengimplementasikan, mempraktikkan

Menggunakan pengetahuan dalam situasi baru.

Menggunakan rumus dalam soal baru.

4. Menganalisis (Analyzing)

membedakan, mengorganisasi, menguraikan

Menguraikan struktur dan hubungan antarbagian.

Menganalisis penyebab terjadinya perang.

5. Mengevaluasi (Evaluating)

menilai, membandingkan, mengkritik

Memberi penilaian berdasarkan kriteria tertentu.

Menilai kelebihan dan kelemahan teori.

6. Mencipta (Creating)

merancang, merumuskan, menciptakan

Menghasilkan gagasan atau produk baru.

Merancang solusi inovatif untuk masalah lingkungan.

B. Ranah Afektif

Berkaitan dengan sikap, nilai, dan perasaan peserta didik.

Tingkatan

Deskripsi

Contoh

1. Menerima (Receiving)

Kesediaan untuk memperhatikan.

Mendengarkan guru dengan seksama.

2. Merespons (Responding)

Berpartisipasi aktif.

Menjawab pertanyaan guru.

3. Menilai (Valuing)

Menghargai nilai tertentu.

Menunjukkan kepedulian terhadap kebersihan.

4. Mengorganisasi (Organizing)

Menyusun nilai menjadi sistem.

Menentukan prioritas nilai dalam kehidupan.

5. Karakterisasi (Characterization)

Nilai menjadi bagian dari kepribadian.

Konsisten bersikap jujur dalam segala hal.


๐Ÿ› C. Ranah Psikomotorik (Simpson, 1972)

Fokus pada keterampilan fisik dan koordinasi gerak tubuh.

Tingkatan

Deskripsi

Contoh

1. Persepsi (Perception)

Mengenali gerakan dan isyarat.

Mengamati langkah penggunaan alat.

2. Kesiapan (Set)

Kesiapan mental & fisik untuk bertindak.

Menyiapkan bahan praktik.

3. Respons Terpandu (Guided Response)

Menirukan tindakan dengan bimbingan.

Mempraktikkan teknik sesuai instruksi.

4. Mekanisme (Mechanism)

Melakukan dengan percaya diri & lancar.

Mengetik dengan lancar.

5. Respons Kompleks (Complex Response)

Keterampilan tinggi & otomatis.

Bermain alat musik dengan mahir.

6. Adaptasi (Adaptation)

Menyesuaikan gerakan terhadap situasi baru.

Memodifikasi teknik kerja.

7. Penciptaan (Origination)

Menciptakan pola gerakan baru.

Merancang tarian baru.

๐ŸŒ€ 2. Taksonomi SOLO (Structure of Observed Learning Outcome)

๐Ÿ“š Pengertian

Taksonomi SOLO dikembangkan oleh John Biggs dan Kevin Collis pada tahun 1982.
SOLO digunakan untuk mengukur kualitas hasil belajar siswa berdasarkan kompleksitas pemahaman mereka terhadap suatu materi — bukan hanya seberapa banyak informasi yang diingat, tetapi seberapa dalam mereka memahami.

๐Ÿงฉ Tingkat-tingkat Taksonomi SOLO

Tingkatan

Nama

Karakteristik

Contoh Pemahaman

1. Pre-structural

Tidak terstruktur

Siswa belum memahami konsep, jawaban acak.

Tidak tahu apa itu gaya.

2. Uni-structural

Satu aspek

Hanya memahami satu aspek sederhana.

Tahu bahwa gaya bisa mendorong benda.

3. Multi-structural

Beberapa aspek terpisah

Memahami beberapa aspek, tapi belum mengaitkannya.

Tahu gaya bisa menarik dan mendorong, tapi belum tahu hubungannya dengan gerak.

4. Relational

Hubungan antar aspek

Mengaitkan beberapa konsep menjadi pemahaman utuh.

Menjelaskan hubungan gaya, massa, dan percepatan.

5. Extended Abstract

Abstraksi lebih tinggi

Mampu menggeneralisasi konsep ke situasi baru.

Menerapkan konsep gaya dalam konteks baru, misalnya dalam desain kendaraan.

๐ŸŽฏ Tujuan Taksonomi SOLO

·       Memberi kerangka penilaian kualitas pemahaman siswa.

·       Membantu guru mengembangkan tugas dan pertanyaan yang menantang secara kognitif.

·       Mempermudah identifikasi tingkat berpikir siswa, bukan hanya benar atau salah.

⚖️ 3. Perbandingan Taksonomi Bloom vs SOLO

Aspek

Taksonomi Bloom

Taksonomi SOLO

Fokus utama

Tingkatan kemampuan berpikir (kognitif, afektif, psikomotorik)

Struktur dan kualitas pemahaman

Pendekatan

Hierarkis, dari mengingat hingga mencipta

Evolutif, dari pemahaman dangkal ke abstraksi tinggi

Pengembangan

Digunakan untuk merancang tujuan pembelajaran

Digunakan untuk menilai hasil belajar siswa

Jumlah tingkatan (ranah kognitif utama)

6 level

5 level

Keluaran belajar (Learning outcome)

Berdasarkan apa yang dilakukan siswa

Berdasarkan kualitas pemahaman siswa

Contoh penerapan

Menyusun RPP atau rubrik penilaian kognitif

Menilai kedalaman jawaban siswa terhadap pertanyaan terbuka

๐Ÿงพ Kesimpulan

·       Taksonomi Bloom menekankan apa yang harus dicapai siswa (tujuan pembelajaran) dalam berbagai ranah.

·       Taksonomi SOLO menekankan bagaimana tingkat kualitas pemahaman siswa berkembang terhadap suatu konsep.

·       Kedua taksonomi ini komplementer — digunakan bersama akan membantu guru merancang pembelajaran yang efektif sekaligus penilaian yang bermakna.